Source: ANTARA |
KEDIRITERKINI.ID-Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar) menyambut baik pelaksanaan Pertemuan Indonesia Palm Oil Smallholder Conference (IPOSC) dan Expo 2024 yang dijadwalkan berlangsung pada 19-20 September 2024 di Pontianak. Acara ini diharapkan menjadi platform penting untuk merumuskan kebijakan-kebijakan terkait pembangunan industri kelapa sawit secara berkelanjutan.
Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Provinsi Kalbar, Heronimus Hero, mengungkapkan bahwa IPOSC yang diselenggarakan oleh Persatuan Organisasi Petani Sawit Indonesia (POPSI) dapat menjadi kesempatan untuk berinovasi dan mendukung program-program daerah. "IPOSC yang digelar Persatuan Organisasi Petani Sawit Indonesia ini bisa menjadi wadah merumuskan kebijakan-kebijakan penting dalam pembangunan kelapa sawit berkelanjutan. Kemudian bisa berinovasi dan menuju arah baru dalam mendukung program-program daerah," ujar Heronimus di Pontianak, Jumat.
### Luas Perkebunan dan Produksi Kelapa Sawit di Kalbar
Heronimus menjelaskan bahwa berdasarkan data tahun 2023, luas total areal kelapa sawit di Kalimantan Barat telah mencapai 2.140.155,55 hektar dengan produksi Crude Palm Oil (CPO) mencapai 6.452.552,70 ton. Dari luas total tersebut, sekitar 29 persen adalah perkebunan rakyat.
Salah satu fokus pemerintah adalah program peremajaan sawit rakyat (PSR), yang merupakan upaya untuk meningkatkan produktivitas perkebunan kelapa sawit milik masyarakat. Hingga tahun 2023, program PSR telah direalisasikan seluas 18.573 hektar di Kalbar. Namun, masih terdapat sekitar 67.855 hektar yang menjadi target peremajaan.
Heronimus berharap, melalui pertemuan IPOSC dan Expo 2024, kebijakan-kebijakan yang dihasilkan dapat membantu menangani permasalahan di sektor perkebunan sawit, serta memperkuat kerja sama antara para pemangku kepentingan. "Semoga Pertemuan IPOSC dan Expo 2024 bisa menghasilkan kebijakan-kebijakan serta pendekatan dan pemahaman dalam menangani permasalahan perkebunan serta dapat meningkatkan kerjasama antar stakeholder terkait dalam penerapannya di lapangan," jelasnya.
### Produsen Bibit dan Teknologi Unggul di IPOSC 2024
Acara Expo juga akan dihadiri oleh berbagai pihak terkait, termasuk produsen bibit unggul. Dalam rangka meningkatkan produktivitas kebun kelapa sawit rakyat, produsen bibit unggul kelapa sawit, seperti Asian Agri, turut memperkenalkan benih unggul DxP Topaz di ajang tersebut.
Yopy Dedywiryanto, Head of Plant Breeding dari Asian Agri, memaparkan bahwa bibit DxP Topaz adalah hasil dari riset pemuliaan yang telah dilakukan selama puluhan tahun sejak 1992. Bibit ini telah terbukti mampu meningkatkan produktivitas Tandan Buah Segar (TBS) pada perkebunan kelapa sawit. "Oleh karena itu, kami yakin bibit unggul DxP Topaz dapat menjadi pilihan tepat bagi petani kelapa sawit yang akan melakukan replanting,” ujarnya.
Yopy menjelaskan bahwa bibit DxP Topaz terdiri dari empat varietas unggul, yaitu Topaz 1 (dura Deli x pisifera Nigeria), Topaz 2 (dura Deli x pisifera Ghana), Topaz 3 (dura Deli x pisifera Ekona), dan Topaz 4 (dura Deli x pisifera Yangambi). Varietas-varietas ini telah teruji mampu meningkatkan produktivitas perkebunan kelapa sawit.
"Saat ini hanya persilangan yang teruji dan terbukti mampu memproduksi 24 ton TBS/Ha pada TM1 dan rata-rata 38 ton TBS/Ha di TM3 hingga TM6, dengan potensi OER 29 persen," jelas Yopy.
Selain keunggulan produktivitas, DxP Topaz juga memiliki ketahanan terhadap serangan penyakit busuk pangkal batang yang disebabkan oleh jamur Ganoderma, terutama pada varietas Topaz GT. "Varietas ini telah memperoleh izin pelepasan varietas dari Kementerian Pertanian pada tanggal 1 Februari 2019," tambahnya.
Dengan hadirnya berbagai inovasi dan teknologi baru di IPOSC 2024, diharapkan para pemangku kepentingan dalam industri kelapa sawit dapat semakin meningkatkan kolaborasi dan produktivitas, serta berkontribusi dalam mewujudkan pembangunan sawit yang berkelanjutan di Kalimantan Barat dan Indonesia secara umum.