Source: ANTARA |
KEDIRITERKINI.ID-Kesenian Indonesia untuk pertama kalinya mendapat panggung
di ajang The 6th Belt and Road International Food Fest, sebuah festival kuliner
internasional yang berlangsung di Beijing, Tiongkok. Dalam festival ini,
kesenian Indonesia disajikan melalui permainan angklung, tarian tradisional,
serta lagu-lagu daerah yang memikat perhatian para pengunjung.
Penampilan khas Indonesia ini dipersembahkan oleh Risnandar,
seorang dosen di Central Conservatory of Music Beijing, bersama istrinya, Titik
Parmuji, yang juga mengajar di institusi yang sama, serta anak mereka, Pradana
Aji Ramadhani, yang baru tiba dari Indonesia. "Baru pertama kalinya ada
kesenian Indonesia pada acara seperti ini," ujar Risnandar dalam
keterangannya di Stasiun Langyuan, Beijing, pada hari Selasa (17/9/2024).
Festival ini berlangsung dari 15 hingga 17 September 2024 di
kawasan Stasiun Langyuan, sebuah lokasi yang dulunya merupakan stasiun kereta
api namun kini telah diubah menjadi ruang publik dan kreatif. Dalam festival
ini, Indonesia mendapat kesempatan untuk tampil sebanyak enam kali, dengan
waktu penampilan yang berbeda-beda setiap hari.
"Untuk setiap penampilan dalam hari yang sama akan
beda-beda," jelas Risnandar. Pada tanggal 17 September, tim dari Indonesia
menampilkan lima karya seni, termasuk pertunjukan angklung dengan lagu Yue
Liang Dai Biao Wo De Xin (Bulan yang Melambangkan Hatiku), perpaduan gendang
dan angklung dengan lagu Ayam Den Lapeh, tarian Syukur Asih, serta lagu-lagu
populer seperti Rungkad dan Gemu Famire.
Dalam salah satu sesi, Risnandar dan timnya turut mengajak
penonton untuk bergoyang bersama saat Gemu Famire dimainkan. "Untuk memperkenalkan
seni Indonesia juga, jadi kami ajak penonton untuk ikut bergoyang,"
tambahnya. Bahkan, beberapa penonton dengan sukarela naik ke atas panggung dan
bergoyang bersama, dengan beberapa di antaranya membawa hewan peliharaan
mereka.
Selain penampilan seni, festival kuliner ini juga
menghadirkan sekitar 200 jenis makanan dari 20 negara yang berpartisipasi dalam
Belt and Road Initiative, termasuk Indonesia, Meksiko, Austria, Portugal,
Spanyol, Thailand, dan lainnya. Tidak hanya itu, pengunjung juga disuguhi
berbagai pertunjukan hiburan, mulai dari tarian hingga permainan DJ dari
berbagai negara.
Untuk menarik minat pengunjung ke berbagai stan makanan,
panitia menyediakan "paspor makanan" yang memungkinkan mereka
mencicipi makanan di berbagai vendor. Pengunjung yang berhasil mengumpulkan
lima stempel dari berbagai vendor akan mendapatkan kenang-kenangan dari
pengelola Stasiun Langyuan.
Kehadiran kesenian dan kuliner Indonesia di festival ini
menjadi langkah penting dalam memperkenalkan kekayaan budaya Nusantara ke mata
dunia, sekaligus mempererat hubungan internasional melalui jalur budaya dan
kuliner.