Calon Bupati (Cabub) Kediri, Deny Widyanarko. |
KEDIRI TERKINI - Calon Bupati (Cabub) Kediri, Deny Widyanarko, aktif menyapa masyarakat di pelosok dusun dalam rangkaian kampanyenya. Hingga kini, Deny telah mengunjungi lebih dari 850 dusun, memperkenalkan program bantuan dana pembangunan yang berkisar antara Rp 300 juta hingga Rp 500 juta per dusun per tahun. Program ini menjadi salah satu langkah konkret Deny untuk mendukung pengembangan dusun di Kabupaten Kediri.
Selain fokus pada pembangunan dusun, Deny juga memiliki program unggulan lain yang menarik perhatian, yaitu program “Satu Pesantren, Satu Produk UMKM”.
Menyadari peran penting pondok pesantren (ponpes) di Kediri, ia ingin agar setiap ponpes dapat memiliki produk unggulan dari sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Program ini diharapkan dapat mengangkat ekonomi santri dan masyarakat sekitar melalui kewirausahaan.
“Kabupaten Kediri punya banyak pondok pesantren, masyarakat Kediri juga lekat dengan santri. Untuk itu, kami akan memberi dukungan dan mendorong agar santri ini bisa menjadi santri yang punya kemampuan, punya kualitas guna menyongsong tantangan-tantangan zaman kedepan,” kata Deny, yang sering terlihat mengenakan blankon hijau.
Menurut Deny, keberadaan santri dari berbagai daerah di Kediri memiliki potensi besar untuk mengembangkan produk UMKM hingga ke luar wilayah Kediri.
Dengan pelatihan kewirausahaan, para santri diharapkan tidak hanya menjadi pengusaha tetapi juga memiliki keahlian sebagai tenaga pemasaran dan distributor produk dari Kediri.
“Santri itu di Kediri ini banyak banyak juga dari luar kota. Kadang-kadang kita harus bisa melihat celah pasar untuk memanfaatkan. Saat mereka nanti purna perlu dibekali ilmu marketing, nanti di sana biar bisa mengembangkan ilmu marketingnya. Syukur-syukur bisa menjadi distributor produk dari Kediri,” ujarnya.
Dengan demikian, Deny berharap produk UMKM Kediri yang dikembangkan santri dapat menjangkau pasar yang lebih luas, bahkan hingga ke daerah-daerah lain di Indonesia.
Program ini tidak hanya bertujuan menciptakan wirausahawan baru dari kalangan santri tetapi juga menghubungkan mereka dengan jaringan pasar yang lebih besar.