Jakarta, KediriTerkini.id - Kebotakan atau alopesia merupakan masalah yang dapat dialami oleh siapa saja, baik pria maupun wanita.
Dr. Arlene Rainamira, SpDV, seorang dokter spesialis dermatologi lulusan Universitas Indonesia, menjelaskan bahwa faktor genetik berperan dalam risiko kebotakan.
Dalam sebuah acara bincang-bincang di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, ia juga membagikan cara-cara meminimalkan kebotakan agar rambut tetap sehat dan terawat.
"Baik laki-laki maupun perempuan memiliki masalah kebotakan yang memang bisa diturunkan secara genetik," ungkap dokter yang berpraktik di RSIA Kemang Medical Care ini.
Penyebab dan pola kebotakan
Menurut Arlene, kebotakan yang disebabkan oleh genetik sulit untuk dihindari sepenuhnya. Pada pria, gejala kebotakan umumnya mulai terlihat di usia 30-an dengan pola tertentu.
"Kalau alopesia atau kebotakan itu pattern-nya khusus, bisa dimulai di depan, tengah, lama-lama semakin tipis hingga botak secara keseluruhan," jelasnya.
Perawatan dasar untuk meminimalkan kebotakan
Meski memiliki faktor genetik, Arlene menekankan pentingnya menjaga kesehatan rambut agar kerontokan tidak semakin parah.
Perawatan dasar dapat membantu menjaga kondisi rambut yang masih ada. Berikut beberapa tips yang ia sarankan:
1. Cuci rambut dengan teknik yang tepat
Gunakan sampo dengan memijat lembut kulit kepala, hindari menggosoknya terlalu keras agar tidak merusak akar rambut.
2. Gunakan kondisioner dan masker rambut
Aplikasikan kondisioner di batang rambut untuk menjaga kelembapan, dan gunakan masker rambut sesuai kebutuhan untuk memberikan nutrisi tambahan.
3. Mengeringkan rambut dengan lembut
Setelah mencuci, keringkan rambut dengan handuk selama sekitar lima menit tanpa memeras atau menggosok terlalu kuat untuk mengurangi risiko kerusakan rambut.
Konsultasi ke dokter untuk kebotakan yang parah
Apabila kebotakan sudah cukup parah, berkonsultasi dengan dokter adalah langkah yang disarankan oleh Arlene.
Dokter dapat memberikan berbagai opsi perawatan khusus, mulai dari pemberian obat hingga metode transplantasi rambut.
"Jika kebotakannya sudah ekstrim, memang harus dikonsultasikan ke dokter untuk diberikan pengobatan khusus alopesia tersebut," jelasnya.
Metode perawatan kebotakan yang dapat dipertimbangkan antara lain:
- Obat: Terdapat pilihan obat oles atau obat minum yang diberikan sesuai kebutuhan pasien.
- Low Level Light Therapy (LLLT): Terapi cahaya yang berintensitas rendah untuk merangsang pertumbuhan rambut.
- Suplemen dan Microneedling: Suplemen dapat membantu memperbaiki kesehatan rambut dari dalam, sementara microneedling meningkatkan sirkulasi di kulit kepala.
- Platelet-Rich Plasma (PRP): Terapi menggunakan plasma darah pasien sendiri untuk menstimulasi pertumbuhan rambut.
- Transplantasi Rambut: Langkah terakhir untuk kebotakan parah, di mana folikel rambut yang sehat dipindahkan ke area yang botak.
Risiko dan efek samping perawatan
Arlene menjelaskan bahwa setiap jenis perawatan memiliki risiko tersendiri. Pemberian obat yang tidak cocok bisa menyebabkan iritasi atau kemerahan.
Transplantasi rambut pun memiliki risiko infeksi, terutama jika kebersihan area transplantasi tidak dijaga dengan baik.
Namun, risiko-risiko tersebut dapat diminimalkan dengan mematuhi instruksi dokter dan melakukan kontrol secara berkala.
"Biasanya ada tempat transplant, nanti akan dilihat lagi sebab kebotakannya," tutup Arlene.
Dengan menjaga kesehatan rambut secara rutin dan berkonsultasi dengan dokter, kebotakan dapat dikendalikan secara efektif, serta rambut tetap terlihat sehat dan terawat.